Ada banyak kisah yang bisa dideretkan. Beragam ihwal serta aneka warta direntangkan. Tahulah, yakinlah Anda, karena masa depan di tangan kita.
Sebulan, Dua Bulan, Tiga Bulan dan Kini. Agustus jua tinggal beberapa purnama lagi. Mengapa harus Lustrum? Itulah sekira pertanyaan mendasar yang bersarang di sel-sel otak. Ketika optimisme berbenturan dengan apatisme yang menggeliat dalam satu atap, ketika idealisme disandingkan dengan kondisi ril kesiapan awak, yakinlah, sebuah hajat besar berada di sebuah jurang.
Kemana Ruh Itu…
Rasanya masih lekat dalam ingatan, gaung Lustrum yang berbulan-bulan dikonsep oleh Kelompok Kerja menuai banyak semangat dan tekad yang menggunung. Niat, harapan, dan optimisme kerap menggurita dan mewacana di tiap sudut sanggar tercinta. Segenap tawa dan sudut simpul seolah berkoalisi membincangkannya. Namun kini, meminjam judul tembang Sheila on 7, lihat, dengar, rasakan, apa yang tengah terjadi?
Kondisi awak Lustrum raib entah kemana. Amanah yang diemban tidak menemukan tepinya.
Konsolidasi yang kurang intens diperkirakan menjadi pemicu. Konsep yang tak kunjung usai selalu dijadikan tersangka. Alasannya, berkaitan dengan konsep proposal yang idealnya telah menyebar. Hal ini diamini oleh ketua Lustrum sendiri, Niti Arti Adawiyah Hajar, yang menjelaskan bahwa kesibukan akademis anggota menyebabkan kurang gregetnya konsolidasi kegiatan. ”Saya sedikit kesulitan untuk mengadakan pertemuan besar di level sangti, alasannya klise, kuliah,” keluhnya.
Pertemuan di level koordinator bidang pun ternyata bernasib sama. Kesibukan akademis seringkali dijadikan dalih. Selain itu, lagi-lagi konsep atau detail kegiatan yang belum mencapai tataran teknis menyulitkan Tim Dana Usaha dalam mengonsep proposal. ”Kami sedikit kesulitan mengonsep proposal karena content proposal terkait dengan konsep kegiatan yang belum dirampungkan,” jelas Fahdi Faaz selaku koordonator Tim Dana Usaha.
Belum naik cetaknya proposal ini tentu saja menyebabkan proses penggalian dana dari luar tersendat, karena sama sekali belum berjalan. Idealnya, Tim Danus telah memprediksikan untuk menyebar proposal pada medio Maret. Namun, rencana tersebut menguap seiring belum adanya kejelasan dari pengonsep kegiatan.
Merentang Pleno I dan II: Mempertanyakan Teamwork
Rapat Pleno yang dilaksanakan pada akhir Februari lalu telah menghasilkan beberapa keputusan. Beberapa di antaranya adalah jadwal atau target pelaksanaan tahap persiapan kegiatan. Namun ternyata, target-target yang telah digariskan tersebut tidak mampu dipenuhi dengan alasan kesibukan. Selain itu, tampaknya kerja tim yang seharusnya dilakukan tidak berjalan dengan baik. Terbukti di bebrapa mata kegiatan dimana masing-masing personel bekerja sendiri.
Hal ini ditengarai sebagai akibat jarangnya pertemuan yang dilakukan. Rencana pertemuan tiap Minggu sore, misalnya, tidak ditepati oleh mereka yang menyepakati di awal. Sehingga progres persiapan yang dilakukan tidak dapat dipantau sama sekali.
Memperbaharui Tekad
Tiga purnama lagi ’kan menjelang teman! Mari eratkan jemari, kepalkan tangan dan perbarui tekad. Hajat sebesar Lustrum pasti bisa telaksana dengan potensi dan kekuatan yang ada. Jumlah anggota yang minim tentunya tidak bisa dijadikan alasan untuk mewujudkan sebuah cita dan angan indah, bukan? Wallahua’lam bishawab!
Mari mendedah…
alhamdulillah saya dapat pelajaran dari membaca tulisan ini…