Posted in Komunikasi

Filsafat dan Komunikasi

filsuf

To live alone one must be a beast or a god, says Aristotle.
Leaving out the third case: one must be both – a philosopher.
~Friedrich Nietzsche

I also realized that the philosophers, far from ridding me of my vain doubts, only multiplied the doubts that tormented me and failed to remove any one of them. So I chose another guide and said, Let me follow the Inner Light; it will not lead me so far astray as others have done, or if it does it will be my own fault, and I shall not go so far wrong if I follow my own illusions as if I trusted to their deceits. ~Jean Jacques Rousseau

Tidak mudah membincang filsafat. Butuh beberapa kali berpikir dan mengerutkan dahi. Tulisan di bawah ini akan menjawab beberapa poin pertanyaan terkait permasalahan filsafaat ini.

Apa itu Filsafat?
Apa manfaat mempelajarinya?

BANYAK referensi yang dapat menjawab dua pertanyaan di atas. Berbagai mazhab dan pemikiran banyak tokoh saling silang menjelaskan betapa maha luasnya filsafat itu. Fisafat itu hakekat. Filsafat itu sesuatu yang benar. Kebenaran yang dibenar-benarkan. Kebenaran agung dan sesuatu yang selalu dipikirkan tiada henti.
Kata falsafah atau filsafat dalam merupakan kata serapan bahasa Arab فلسة, yang juga diambil dari philosophy (Inggris), philosophia (Latin), Philosophie (Jerman, Perancis). Kesemua kata tersebut diambil dari bahasa Yunani philosophia. Kata ini merupakan gabungan dua kata philein berarti mencintai dan philos berarti persahabatan, cinta dsb dan sophos berarti bijaksana dan Sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”.
Filsafat adalah usaha untuk memahami dan mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Ia juga termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannya dan bertujuan untuk memahami (understanding) dan kebijaksanaan (Wisdom).
Menurut Wikipedia Indonesia, definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problema falsafi pula. Tetapi paling tidak bisa dikatakan bahwa “falsafah” itu kira-kira merupakan studi daripada arti dan berlakunya kepercayaan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk ini, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu dan akhirnya dari proses-proses sebelumnya ini dimasukkan ke dalam sebuah dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk daripada dialog. Continue reading “Filsafat dan Komunikasi”

Posted in Komunikasi

Geisha: Membayangkan Jepang Lewat Bioskop

“Kunshi wa hitori o tsutsushimu.”

“Orang hebat selalu menjaga perilakunya, meskipun sedang sendiri.”

~Unknown Author~

 

 

SAYA mengenal Jepang lewat film. Berbagai film produksi Jepang saya lahap seperti sarapan pagi. Mulai dari alur cerita, soundtrack, lokasi, hingga bintang filmnya. Bahkan tak jarang saya menghapal beberapa lagu Jepang. Bukan untuk menjadi ke-Jepang-Jepangan, tapi tak lebih menyalurkan minat menyanyi. Salah satu film yang menginspirasi saya tentang negeri Sakura itu adalah film Memoirs of Geisha. Continue reading “Geisha: Membayangkan Jepang Lewat Bioskop”

Posted in Umum

Menggugat Tuhan: Risalah Kekerdilan Hamba di Tengah Bencana

Sabtu, 27 Mei 2006

PAGI itu seharusnya saya bangun lebih awal.

Seharusnya pagi itu saya bangun lebih awal.

Saya seharusnya bangun lebih awal pagi itu.

~ Apologycal Words ~

DENGAN kalimat apalagi saya harus mengawali tulisan ini. Tidak ada ide lagi. Stagnasi menghambat jari saya untuk menari di atas tuts-tuts komputer. Saya kemudian mengingat-ingat kembali. Menerka-nerka, apa yang pernah saya alami. Ya, setidaknya tiga baris di atas merupakan tiga kalimat terakhir yang dengan keras saya kenang, tepat ketika bencana enam bulan lalu melanda Yogyakarta. Walaupun terkesan memaksa dengan mengutak-atik kata, toh tetap saja saya harus melukiskan kenangan itu di sini. Di samping deadline yang menunggu, juga tawaran hadiah yang menggoda naluri ke-mahasiswa-an saya.
Continue reading “Menggugat Tuhan: Risalah Kekerdilan Hamba di Tengah Bencana”

Posted in Umum

SIM-ku Sayang SIM-ku Malang

Akhirnya perjalananku dari Wates ke Sleman Kota sia-sia. Sia-sia untuk mendapatkan legitimasi itu. Perjalanan yang ditempu dengan kendaraan bermotor tersebut memakan waktu 1 jam dengan kecepatan 80 – 90 Km ke atas, dan lagi-lagi, sia-sia.

Tiga tahun lebih tinggal di Jogja membuatku mencetak rekor belum pernah ditilang polisi. Walaupun seringkali menggunakan kendaraan bermotor berroda dua tersebut, aku selalu selamat dari “cegatan” polisi-polisi itu. Ya, apalagi kalau bukan karena belum memiliki SIM C…hohoho…perjalanan Semarang – Jogja ataupun yang paling sering, Solo –Jogja dengan tanpa SIM membuatku adem-ayem saja tanpa harus memiliki rasa bersalah nggak memiliki SIM C. Continue reading “SIM-ku Sayang SIM-ku Malang”

Posted in Umum

Bel Istirahat di Kampus

Sudah hari ke tujuh di bulan agustus. Itu artinya aku sudah memasuki hari ke tiga puluh lima di KKN ini. Aku jadi inget obrolan dg temen-temen ketika menjelang pemberangkatan ke lokasi KKN. Aku ada temen yang kemarin KKN di Jateng, ceritanya tuh ada bapak2 di sana nanya-nanya dg temenku itu..

Bapak : “Nak, emangnya jumlah mahasiswa di UGM ada berapa ya?”
Temenku : “Wah banyak banget pak…untuk angkatan saya aja itu sekitar 8 ribuan. Sedangkan total semuanya dari S1 sampe S3…itu bisa mencapai 50 ribuan…” jelas temenku panjang lebar. Continue reading “Bel Istirahat di Kampus”

Posted in Komunikasi

Sejarah Ilmu Komunikasi

Pendahuluan

Pengetahuan bukan merupakan ilmu. Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi bagi suatu pengetahuan yang kredibel, atau memenuhi syarat-syarat ilmiah antara lain harus bersifat empiris, verivikatif, non-normatif, transmissible, general, dan explanotory. Di samping itu ilmu juga harus menekankan aspek ontologi, epistomologi, dan aksiologi. Ia harus bersifat ilmiah, sistematis, mempunyai metode, objek kajian, lokus, dan fokus tertentu Dalam kaitannya dengan pemahaman ilmu di atas, ilmu komunikasi sering mendapatkan keraguan dalam keberadaan dan keeksistensiannya sebagai ilmu di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini. Hal ini mungkin salah satunya disebabkan perkembangan historis komunikasi menjadi sebuah ilmu melalui tahapan dimensi waktu yang terlalu jauh (berdasarkan pemahaman catatan sejarah perkembangan ilmu komunikasi di daratan Amerika). Continue reading “Sejarah Ilmu Komunikasi”

Posted in Press

Indonesia Belum Merdeka

Hari itu kami menghabiskan energi dengan berjalan sekira 15 km, setelah sebelumnya mobil kami berhenti di kantor Kecamatan Cibalong, Kabupatenb Garut, Jawa Barat . Dengan kondisi topografi yang mengerikan, kondisi tanah lempung yang seringkali menghiasi sepatu-sepatu kami. Jembatan gantung yang alasnya hanya terbuat dari anyaman bambu yang dibuat setengah hati. Continue reading “Indonesia Belum Merdeka”

Posted in Komunikasi

Teori Komunikasi Klasik: Teori Informasi

Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori komunikasi semakin hari berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi klasik. Continue reading “Teori Komunikasi Klasik: Teori Informasi”

Posted in Press

Negeri Utopis: Membincang Ihwal Perdamaian

Perhaps in time the so-called Dark Ages will be thought of
as including our own.
~Georg Christoph Lichtenberg~

We are living in a world today where lemonade is made from artificial flavors and furniture polish is made from real lemons.
~Alfred E. Newman~

SEPERTINYA kita sudah kehilangan peradaban. Tidak ada lagi pedoman atau semacam kredo yang mampu menggairahkan fungsi kemanusiaan kita. Sepertinya kita sudah lelah pada konstruksi dunia yang dikendalikan oleh beberapa orang saja. Apa itu kemajuan, bagaimana manusia seharusnya, atau apa yang tidak boleh dilakukan. Ya, semacam dekadensi kemanusiaan.
Dunia baru, Tuhan baru. Demikian saya menyebutnya. Konsesus dunia yang dihegemoni oleh pihak tertentu telah bermutasi menjadi Tuhan baru bagi dunia ini. Tidak ada lagi standar dosa dan pahala. Apa itu kebajikan, dan bagaimana sebuah cela sebegitu nista menindas. Continue reading “Negeri Utopis: Membincang Ihwal Perdamaian”