Today the world changes so quickly that in growing up we take leave
not just of youth but of the world we were young in.
~Peter Medawar
When my daughter was about seven years old, she asked me one day what I did at work. I told her I worked at the college – that my job was to teach people how to draw. She stared at me, incredulous, and said, “You mean they forget?” ~Howard Ikemoto
KETIKA berbicara tentang budaya maka konteks yang berkembang dalam pembicaraan tersebut adalah komparasi anatar dua variabel. Yaitu budaya dulu dan budaya sekarang dengan memperhatikan kondisi kedisinian dan kekinian. Kedua variabel tersebut pada satu sisi waktu mengalami akselerasi perubahan yang cukup signifikan. Baik materi, kemasan, bahkan tujuan dari budaya itu sendiri. Bahkan, komponen-kompenen yang terlibat dalam proses kreatif kebudayaan terbut juga mengalami proses itu.
Musik keroncong yang dijadikan tema besar dalam berita televisi yang diproduksi oleh salah satu kelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM tahun 2006 lalu juga merupakan bagian dari budaya. Keroncong adalah hasil dari proses kreatif mereka dalam menciptakan, mengemas, dan mempertunjukkannya. Bahkan hasil itu sendiri adalah proses yang dimaksud. Namun, tulisan ini tidak akan membahas keroncong sebagai sebuah produk budaya yang tertinggal seperti maksud dari berita tersebut. Tapi tulisan ini akan menyoroti teknis produksi, kemasan, editing, dan kesesuaian tema dengan prinsip-prinsip jurnalisme penyiaran. Continue reading “Keroncong: Menakar Budaya Menentang Modernitas”