Posted in Aussie

Lunch Bareng di The Pontoon Bar – Sydney

Bus Greyhound yang membawa saya dari Canberra tepat tiba di Sydney pukul 10am. Bus berkapasitas 50 orang itu menurunkan saya di Central Train Station, Sydney. Suasana siang itu sangat ramai. Ya , itulah kesan pertama saya terhadap kota tersibuk di Negeri Kanguru ini.

Lalu sesuai dengan yg disampaikan Pak Narto, saya langsung membeli tiket kereta untuk perjalanan menuju Lakemba, sebuah suburb di Sydney yg sebagian besar berpenduduk muslim. Jarak Lakemba-Sydney hanya 30 menit ditempuh dengan kereta. Selama di perjalanan, saya ngobrol ringan dengan perempuan Aussie yang saking asyiknya nya ngobrol, kita lupa berkenalan.

Sampai di stasiun Lakemba, saya ditelpon Bassam. Bassam membawa saya dengan sedan putih menuju flat yang dihuni oleh para mahasiswa Indonesia yang sebagian besar kuliah Nursing di sana. Dan tepat pukul 11.30 am, Bassam mengantar saya ke tujuan utama saya ke Sydney, yaitu The Pontoon Bar, di Wharf, Darling Bay, di Sussex Street.

Setibanya di sana, saya terjun sendiri di kota yang baru pertama kali saya injak. Dengan bermodal nekat dan English, saya mencari The Pontoon Bar. Yup, untungnya Eleanor Rivers (Manager of The Peace Scholarship Program) memberi no.hp Davina, salah satu rekan kerjanya yg menggantikannya hadir di lunch yg ia rencanakan sebelumnya. Ya, Eleanor dan putrinya sakit.

Lunch bareng bersama rekan-rekan scholar dari Sri Lanka, Chile, Cambodia, Australia, dan Mexico sungguh menyenangkan. Karena ini kali pertamanya kita bertemu setelah 2,5 bulan tinggal di Aussie.

Author:

He calls himself a simple social butterfly as he frequently engages in social media such as blogs and micro blogging. Indonesian living in Singapore.

Komen dong kakak...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s