Posted in Diary

Keponakan Hilang, Ternak Mensyen Belakangan

SAYA pikir kemarin adalah kejadian terdrama sepanjang engagement saya di social media. Kekuatan saluran komunikasi new media tersebut benar benar saya alami, rasakan, dan dapati manfaatnya. Kasusnya memang tak sebesar sahabat kita, Prita. Tapi setidaknya di sini, saya ingin mengatakan bahwa dari social media-lah, keberadaan keponakan saya yang hilang kabar beberapa hari lalu, diketahui.

Pengalaman dengan social media sebenarnya bukan kali pertama dalam hidup saya. Tahun lalu, bersama dengan rekan-rekan blogger cah andong, fiksimini, dan jogja onliners, kami memanfaatkan jejaring sosial untuk menghimpun dana membantu korban bencana Merapi. Paling tidak itu adalah bentuk kontribusi nyata kita untuk meringankan beban sesama. Di samping juga menjadi alternatif cara untuk membantu pemerintah menolong rakyatnya.

Nah, kembali ke topik semula.

Setelah ditelpon kakak perempuan saya dari Palembang siang itu, maka berbagai kemungkinan-kemungkinan langsung hilir mudik di kepala saya. Tentu teman-teman masih ingat berbagai kasus kriminal yang dilakukan via online yang marak beberapa bulan lalu. Saya masih berusaha stay positive. Kabar hilang kontak tersebut saya pikir adalah bentuk miskomunikasi antara ibu dan anak. Pertama, sebelum hilang kontak, keponakan saya ini memberi dua alamat tinggal. Yang pertama di Serang, yang kedua di Jakarta, tepatnya di Srengseng Sawah. Namun, setelah ditelusuri, alamat pertama patut mencurigakan. Nomor telepon yang diberi ternyata tidak mengisyaratkan alamat rumah, melainkan show room mobil. Maka kekhawatiran pertama pun muncul.

Selanjutnya, ketika saya survey alamat kedua di Srengseng Sawah, tak satupun nama jalan yang diberi, sama dengan apa yang ada di lapangan. Maka kontan kekhawatiran kedua pun muncul.

Maka sebelum berkolaborasi dengan pihak berwajib, rekan saya yang berkerja di online media menyarankan saya untuk melaporkannya ke meja redaksi di mana saya juga dulu bekerja untuknya. Dan dalam hitungan jam, redaksi portal media ini menghubungi kakak perempuan saya dan berbuah rilis berita kehilangan seperti ini (gambar di atas).

Tak hanya itu, saya pun menggunakan saluran media yang saya miliki, baik melalui facebook, mailing list, broadcast message, online forum, dan twitter.


Maka malam itu juga ratusan mensyen dari berbagai macam orang saya tuai. Ternak mensyen kali ini banjir di kolom mensyen twitdeck saya, entah berapa banyak jumlahnya. Hingga saya menulis postingan ini di hari kedua, efek mensyennya masih muncul di timeline saya.

Dan dalam hitungan beberapa jam setelah itu, HP saya berdering. Keponakan yang “hilang” tersebut menghubungi saya setelah membaca berita online yang tersebar di jagat maya.

Ya,, dan benar saja, ini semua miskomunikasi. Setelah semuanya jelas, berita lanjutannya pun seperti ini.


Alhamdulillah semua kemungkinan negatif tidak terjadi. Maka dengan postingan ini saya ucapkan maaf sekaligus terimakasih atas bantuan teman teman semua. Dan buat yang masih punya ponakan labil semacam ini, tolonglah diliterasi.

Salam!

Author:

He calls himself a simple social butterfly as he frequently engages in social media such as blogs and micro blogging. Indonesian living in Singapore.

17 thoughts on “Keponakan Hilang, Ternak Mensyen Belakangan

  1. Orang lain bisa bilang apa saja, tapi bagi yang mengalami — apalagi seorang ibu — hilangnya seorang anak itu meresahkan.
    Dan misalkan, sekali lagi misalkan, dan semoga tak terjadi, ada hal burook tetapi sejak awal keluarga menganggap anak tak berkabar itu biasa, maka ujung-ujungnya ortu juga yang disalahin, “Kok sejak awal gak curiga apa nyari sih?”

Komen dong kakak...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s