Tak Akan Habis Membincang Papua. Mulai dari Koteka, Perang Adat, Eksotika Lembahnya, Hingga Kini, “Gunung Emasnya”
Tak dapat dipungkiri salah satu isu terhangat dua bulan terakhir ini adalah kasus yang tengah ditimpa oleh perusahaan penambangan raksasa Freeport. Hampir di semua koran-koran, televisi, milis-milis, hingga situs-situs tertentu membincangkannya. Perusahaan milik Amerika ini, kini, kadung terlilit masalah pelik. Mulai dituduh sebagai pelaku pencemaran lingkungan, hingga menggerus kekayaan alam. Bahkan tidak tangung-tanggung, mantan Ketua MPR, Amien Rais, menuding Freeport sebagai penjajah tiga kejahatan sekaligus, yaitu perpajakan, kerusakan lingkungan, serta penjarahan kekayaan alam Indonesia (Kompas, 13 Maret 2006).
Disinyalir, segenap rakyat Papua khususnya yang berada di Tembagapura, lokasi berdirinya perusahaan tersebut, membulatkan suara untuk menggoyang keberadaan Freeport di tanah mereka. Diduga, pembagian hasil yang tidak seimbang atas hasil penambangan serta porsi tenaga kerja yang tidak memprioritaskan penduduk setempat, adalah pemicunya. Isu ini kemudian makin terangkat dan terwacana dengan sukses di media. Berbagai media baik cetak maupun elektronik seolah berkoalisi mendedahnya. Sekan-akan berlomba, mereka menyajikan berita dengan gayanya masing-masing. Continue reading “Humas, Freeport, dan Papua” →