Posted in Aussie

Melbourne, I’m in Love

27 April 2008

 

Hari Minggu!! Hari kedua saya di rumah Elisa, tapi tetap saja belum bisa bersahabat dg Susie, anjing betinanya. Karena seumur hidup, saya belum pernah memeluk anjing, apalagi dijilat…so, ini membuat saya takut ketika anjingnya menggonggong melihat saya. Tapi untungnya Elisa mengerti, jadi Susie dikurung di toilet selama saya di rumahnya..hehe..maafkan saya Susie! J

Well, rencana hari ini adalah City Walk! Saya dan Elisa langsung meluncur ke City. Parkir mobil dan langsung ke Flinders Street Station menemui Ella, di tengah kota Melbourne. Wow..it was amazing sight. Saya suka dengan sungai Yare yg melintas tepat di tengah kota. Hampir seperti kota kelahiran saya Palembang. Tapi bedanya jauh bgt..mulai dari kebersihan, tata kota, jenis bangunan, dan masih banyak lagi. (Ya iyalah…jangankan Palembang, dibandingin Jakarta aja gimana gitu..wkwkwk..pisss).

Saya jatuh hati ke kota tua ini. Suasananya begitu menyenangkan dan menyejukkan. Tidak begitu sibuk seperti Sydney, tidak begitu sepi seperti Wollonggong, dan tidak begitu dingin seperti Canberra. Paduan antara komposisi bangunan, tata kota, transportasi sangat pas. Saya betul-betul menikmati kota ini…saya jadi ingat Jogja juga..suasananya persis seperti Malioboro, ada kereta antar suburb (tram) dan kereta kuda. Melbourne sangat beragam!! Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia melebur menjadi satu dg komposisi tertentu.

Salah satu objek yg ingin saya kunjungi di sini adalah National Gallery of Victoria. Merupakan galeri nasional Negara bagian Victoria. Sebagian besar merupakan seni asli Asutralia, Aborigin. Juga ada puluhan lukisan kerajaan Inggris, benda-benda seni kontemporer, maupun postmodern. (ah.gak begitu ngerti seni euy..hehe).

Lalu dari situ kita ke Sunday Market (kayak pasar kaget gitu..) di bawah jembatan …(apa yak…lupa euy). Setelah itu kita langsung naik tram gratis keliling kota. Akhirnya kesampaian juga naik jenis transportasi tua ini. Tram sama dengan kereta biasa, hanya ukurannya lebih kecil aja dan berjalan lambat,  dan ia melintasi jantung kota dan membawa kita dari suburb satu ke suburb lainnya.

Dari dalam tram, saya bisa mengamati betapa cantiknya kota ini. Well, I felt in love with Melbourne. Kotanya tua, unik, suasananya persis Malioboro, perpaduan antara bangunan tua dan modern yg betul-betul memikat.

 

 

Author:

He calls himself a simple social butterfly as he frequently engages in social media such as blogs and micro blogging. Indonesian living in Singapore.

Komen dong kakak...

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s