Posted in Diary

Mengedit Hati. Parah.

lelah*SIGH*

…. ini adalah postingan kali kedua di mana segenap cerita dan kisah di dua minggu terakhir sungguh sukar didefinisikan. Ini bukan persoalan tentang seberapa kuat saya dalam menghadapinya. Bukan tentang seberapa jauh langkah yang saya lakukan untuk mengantisipasi. Atau tentang apakah saya jengah dan menyerah atas kondisi yang sangat tidak nyaman itu?

Tapi ini tentang ihwal kemanusiaan. Tentang rasa dan bagaimana saya menikmati setiap detik keperihan. Setiap jengkal ihwal kemunduran.

*SIGH*

Ramadhan jelang minggu ke tiga. Sementara tarawih tak genap hingga di jari ke lima. Ini adalah degradasi iman yang paling memalukan dalam sejarah hubungan antara saya dan Tuhan. Sebuah hubungan kronis nan rumit yang saya kira juga pernah diakrabi oleh rekan blogger sekalian.

Saya paham akan kondisi ini. Sangat mengerti bahwa jalan yang saya lalui sungguh limbung. Tidak ada tempat di mana saya dapat berpijak dengan tentram atau sekedar memproduksi senyum. Tadarus yang jarang hingga Subuh yang hampir siang. Ah, itu sebuah rutinitas ruhiyah yang tak lebih dari sekedar menggugurkan kewajiban.

Saya juga mengerti dan tahu ke mana arah untuk bangkit berdiri. Yaitu kembali menggauli komunitas yang sempat mengantarkanku pada level keimanan yang mumpuni. Tapi entahlah, langkah itu kini sungguh berat. Ada semacam kegelisahan yang bahkan saya sendiri tak paham. Yang hingga kini seakan menjadi besi pemberat disekujur pergelangan kaki dan tangan.

Dan hingga kini saya masih terjerambab. Terkukung dan merindukan manisnya iman dari balik kejauhan yang pekat dan lembab.

*SIGH*

Author:

He calls himself a simple social butterfly as he frequently engages in social media such as blogs and micro blogging. Indonesian living in Singapore.

65 thoughts on “Mengedit Hati. Parah.

  1. mmm ya…terkadang atau mungkin lebih sering (dunno), saya juga mengalami hal yang sama.
    mungkin 2 atau empat rakaat tahajud mampu membuat kita lebih dekat pada-Nya, karena di saat itu kita bisa berdialog secara personal dengan-Nya, jauh dari hiruk pikuk dunia dan ‘judgement’ manusia

  2. JIaaahhhh, ternyata lo juga anak yang “jauh” ama Tuha, xixixii….
    Gue juga gitu, parah banget….
    Udah jarang ke gereja….

    Gue gak bakal dateng di ultah Blogger, jauh amat cui…

  3. hmmm ramadhan saya kali ini juga terasa kurang “berasa”

    tapiiii kata saudari saya itu harus disyukuri,, akhirnya kita menyadari ada yang tidak beres,, jadi bisa tau d dimana yang harus diperbaiki…

    ayoo masih ada 15 hari lagi,, mari kita manfaatkan dg sebaik2nya..

    oh ya,, pasti tau lagu obat hati nya opick kan?? coba deh dipraktekkin…

  4. perjalanan rohani tak segampang yang kita inginkan coz banyak godaan yang begitu berat. gw tahun ini nggka ada peningkatan, semua terasa biasa banget, gak ada suasana spesial yang terasa 🙂

  5. ramadhan udah separuh perjalanan ya
    ibadahku masih belum maksimal
    semoga aku bisa introspeksi diri dan memperbanyak ibadah..

    ayo tobat fic *pentung-pentung biar sadar*

    1. haha? masa’ sih? ehm.. coba kirim personal message aja.. ato ID nya apa? sy binung yg mana? soalnya friend requestnya dah banyak bgt nyampe 460an.. hehe

  6. “Ramadhan jelang minggu ke tiga. Sementara tarawih tak genap hingga di jari ke lima”

    5-3 lha masi +2 kuq sedih,, 😀

    Naek turun itu memang capek, tapi terjun bebas lebi capek

  7. Wah namanya iman, kadang naik kadang turun.
    Wajarlah qt sbg insan biasa…
    Lingkungan mrpkan faktor terpenting setelah kesadaran diri tuk bisa menjaga iman kita..

  8. Assalamu’alaikum wr wb

    Gimana kabarnya sekarang? 😀

    Ada 5 trik buat nyiasatinnya. Ente bisa pilih salah satu. 😀
    1. Baca Quran ama tafsirannya.
    2. Sholat malam. Klo ga bisa tarawih di masjid, ya sendiri aja.
    3. Ini yg paling gampang. Dzikirnya dipanjangin. Bengong di bis, dzikir. Nunggu blognya loading, dzikir. Dll.
    4. Puasa mah udah defaultnya ya.
    5. Nah, yg terakhir kaya yg ente bilang. Berkumpul ama temen2 yg ngebangkitin iman. 😀

    Semoga sukses.

  9. setidaknya, jika dilihat dari tulisan mas ini, menandakan mas tidak berputus asa untuk mencari penerangan bagi keadaan mas yang sekarang ini. fluktuatifnya keimanan itu hal yang wajar, toh kita hanya manusia biasa, yang seharusnya juga berbuatlah selayaknya manusia biasa.

    semoga kita semua diberikan cahaya keimanan dalam diri kita, amiiin….

    tetap SEMANGAT!!!!

    jgn terlalu banyak mengeluh!

Leave a Reply to agungfirmansyah Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s