SAYA punya kisah sendiri tentang Jogja. Paling tidak panjangnya cukuplah dijadikan novel trilogi tentang sebuah romantisme anak Sumatera yang merantau ke tanah Jawa. Sebelum di 2011 saya hijrah ke ibukota, sekira hampir 7 tahun hidup saya dihabiskan di kota Gudeg itu. Dinamika kampus, kisah mahasiswa super dan payah, pekerjaan paruh waktu, hingga persoalan hati yang hingga kini tak jelas juntrungannya itu. #eh
Membincang ihwal Jogja memang tak pernah ada habisnya. Kota kreatif yang kerap menawarkan berbagai gelak tawa serta keramahannya, membuat siapapun yang pernah tinggal di sana akan merasa menjadi salahsatu manusia paling beruntung di dunia.
Namun sejak 2 tahun terakhir ini, beberapa media nasional kerap menyiarkan warta yang tak mengenakkan. Mulai dari perseteruan geng motor hingga kerusuhan rumah tahanan yang berlokasi di Cebongan, Sleman itu. Untungnya kasus dan cerita yang tak mengenakkan itu dapat diselesaikan dengan cepat. Apalagi beberapa kasus yang kerap terjadi di malam hari itu mulai teratasi dengan fasilitas penerangan yang secara perlahan mulai memadai.
Ibarat gayung bersambut, sejalan dengan semangat membuat Jogja semakin cantik, nyaman dan aman, Philips hadir dengan sebuah program terobosan Kota Terang Hemat Energi (KTHE). Melalui program kemitraan dengan pemerintah kota Jogja, Philips percaya bahwa cahaya sangat berperan dalam pembangunan dan tata kota. Peningkatan infrastruktur pencahayaan tentu dapat meningkatkan rasa nyaman dan aman, meningkatkan perekonomian kota, dan membangkitkan serta meningkatkan rasa bangga warga kota.
Dengan kemitraan tersebut, program nasional yang diawali dengan pencahayaan ikon-ikon kota, mulai dari Monas (Jakarta), Tugu Pahlawan (Surabaya), jembatan Ampera (Palembang), serta patung Satria Gatot Kaca dan Dewa Ruci (Bali), kini akhirnya akan menghiasi Alun Alun Utara Keraton Yogyakarta. Dengan berbagai aktivitas menarik, Philips bersama program KTHE ini akan hadir pada Sabtu nanti, 2 November 2013 pukul 13.00 WIB. Event yang digelar untuk umum ini akan dimeriahkan dengan berbagai kompetisi dan hiburan, termasuk kompetisi “Poster Jogjaku Terang” dan “Ide Jogaku Terang”.
Yang jelas, kehadiran Philips di Jogja membawa semangat akan peduli lingkungan yang berkesinambungan. Ajakan untuk segera beralih dari lampu yang boros energi dan berbahaya bagi lingkungan, ke teknologi baru yaitu Lampu Philips LED tentu bukan tanpa alasan. Masa pakai hingga 15 tahun serta hemat energi hingga 15% menjadi bukti bahwa perusahaan global yang mendirikan pabrik pertamanya di Sidorarjo pada tahun 1940 ini memfokuskan produknya pada Kesehatan (Healthcare), Pencahayaan (Lighting) dan Gaya Hidup Konsumen (Consumer Life Style).
Maka tak heran “Satu Lampunya, Panjang Umurnya” bukan hanya sekedar slogan Philips semata. Mau menjadi bagian dari projek besar “Jogjaku Terang”? Blok agendamu pada Sabtu, 2 November mendatang, ajak teman dan keluargamu sebanyak-banyaknya, serta menangkan hadiahnya!
Selengkapnya mengenai event ini dapat diakses melalui Facebook Fan Pagenya di sini dan akun twitternya di sini.
Good luck!
Ps. Gambar becak di ambil di sini.
Kangen Jogjaaaaaa….
wkwwk. jogja emang nostalgic bro. salam juga dari alumni jogja =D