
Luar Biasa! Tak berlebihan jika film ini akan mampu menggeser rating film-film box office Indonesia sebelumnya. Untuk sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel laris, sang sutradara memberikan porsi yang cukup terhadap adegan yang perlu dan yang tidak perlu ada. Tidak mudah, tapi sang sutradara sangat piawai memberikan komposisi yang pas dalam menghidupkan cerita novel tersebut.
Walaupun mendadak artis, kesepuluh anak asli Belitong tersebut sangat piawai dalam menghidupkan karakter laskar pelangi tadi. Natural, dan sangat lokal dengan aksen Belitong yang begitu kental. Wajah-wajah polos dan bersemangat menularkan sensasi yang meledak-ledak bagi siapapun yang menontonnya. Sosok Lintang yang begitu tegar dengan wajah yang tampak memikul banyak beban betul-betul berkesan bagi saya. Mahar yang sangat menghibur dengan suara emasnya.
Serta Ikal yang memiliki karakter penengah di antara keduyanya. Belum lagi dengan ketujuh laskar lainnya yang memiliki porsi peran masing-masing.
Lokalitas dan semangat anak-anak asli Belitong inilah yang menjadi kekuatan film ini. Sementara artis-artis kawakan sekelas Slamet Raharjo, Jajang C. Noer, Tio Pakusadewo, Rieke Diyah Pitaloka, Cut Mini, ataupun Mathias Muchus tidak lebih dari sekedar Cameo. Dan satu hal yang sedikit mengganggu bagi saya, adalah kemunculan Tora Sudiro yang memerankan tokoh Pak Mahmud. Dia sangat tidak berhasil menghidupkan tokoh Pak Mahmud tadi. Di samping karena aksen yang terkesan memaksa, juga scene-scene yang tidak perlu.
Anyway, saya tidak mau berkomentar lebih panjang tentang film ini. Yang jelas, saya berniat untuk menonton film ini untuk kali ketiga. :p
Cheers.
setuju Mas..
Film ini bagus sekali..
InsyaAllah habis lebaran sekeluarga besar mau nonton di bioskop.
Padahal kemarin sudah 😛
@a3u5z1i
wew..enaknyo sekeluarga….huiiii
Gapapa, memang rencananya mau nonton sama keluarga. (apologi neh…)
Hehehe…
wahhhhhh enak banget bisa nonton bareng Andrea Hirata en Riri Riza, dapet tanda tangan en foto-fotonya gak ????
Laskar Pelangi memang layak menjadi karya terbaik anak bangsa tidak hanya novelnya namun juga filmnya
@tiyokpras
hallaaa..gak dapet tiket kan kemaren..hehehe
@suzannita
serius..seru bgt rame2 ma mereka…gak minta tanda tangan nsih..cuz udah pernah dpt pas ada acara bedah bukunya d jogja juga taun lalu bareng mutia hafidz…
kenapa hampir semua blog yang ta kunjungi mbahas laSkar Pelangi yak??
hUh!!
mensebalKan!!
KAK IKIE UTANG TRAKTIRIN TA NONTON LASKAR PELANGI!!!
;-(
@the aDzel
masa’ sih utang???
ywd..berarti nonton ya..btw, dah nonton blm ta ni…???
**TANPA SKRINSUT ADALAH BASBANG**
hehehe
ngutip kata-kata kak ardy
@indah
yuk marie…
huh… seru kali ya film na…!?
wah… jadi kepengen juga nonton film itu…
numpang lewat ah…
*misi-misi mo lewat* bruuum….bruum….
sedang blogwalking…met lebaran pren
nitip link artkel tentang tradisi lebaran di kalangan Batak muslim :
http://ayomerdeka.wordpress.com/2008/09/29/lomang-bukan-ketupat-ciri-khas-lebaran-di-tapanuli-selatan/
@si DuduL
bener bgt duL..huehehe..
@Robert Manurung
met lebaran juga….
saya juga baru nonton… baru mau buat reviewnya…
Aq mw buat reviewnya, tapi gak ngerti mo nuliz p
@aRul
ayo..ditunggu bang.
@Didta
tulis apa aja yg lu suka bu.
huhu
jangankan filemnya, novelnya saja belum sempat saya baca
mana yang harus saya dahulukan, nonton filemnya atau baca novelnya??
test
@tovicraharja
*hanya menggeleng2 kepala* bukunya dulu bro…
@rizqa
test test biji kates netes netes..
klo ttg peran tora sudiro gw stuju mmang doi g bisa mnghdupkan krakter ini..
tpi yg dah gw bca bkunya ttg behind the scene lp ni..tkoh pak mahmud dhdirkan sbgai pmacu agar lbih hidupnya krakter bu mus…
krena novelnyapun dibuat oleh sang pnulis khusu untuk mncritakan ibunda gurunya sndri..
ya…bu mus…the great woman