Posted in Diary, Press

Menang di Gebyar Tahapan BCA

TUNGGU dulu. Tarik napas… perlahan, pastikan tak ada logam berat yang kiranya akan melayang ke depan monitor Anda. Karena saya khawatir setelah kamu membaca judul postingan ini, jiwa kamu terbakar, emosi kamu panas tak karuan, hingga setiap orang di depan rasanya ingin begitu saja dipanggang. #iya #ini #lebay

Satu satunya saya melakukan tindak preventif di atas adalah untuk menghindari cercaan teman-teman yang mendapati saya sering menang atau beruntung mendapatkan hadiah hadiah gratisan. Mulai dari liburan gratis ke luar negeri, hadiah berbagai gadget canggih,  hingga terakhir saya  dapat emas 10 gram dari salah satu es krim yang lagi hits itu! #pamer #ditoyor Continue reading “Menang di Gebyar Tahapan BCA”

Posted in Diary

Indomie dan Backpacker

KALAU ada cinta seawet cinta saya sama indomie pake telor dan cabe rawit, beri tahu saya, mungkin saya akan berusaha mengejarnya hingga bahkan ke negeri Sakura 😀 #iyainilebay #aceritanyaabisdarijepang #pamer 😐

Seperti kebanyakan masyarakat Indonesia lainnya di mana pun kita berada, memang lidah tak kan pernah bohong. Rasa bumbu yang kuat di banyak masakan Indonesia menjadi salah satu alasan utama untuk merindukan tanah air tercinta. Bagaimana pun caranya, pengalaman mendapatkan sambal, penyedap rasa dan bumbu instant menjadi angin surga yang menuntaskan kerinduan tadi.

Sebagai backpacker pemula, tentu merindukan masakan lokal menjadi tantangan tersendiri ketika harus memberanikan diri tinggal sekian lama di negeri orang. Rasa hambar yang menyiksa di banyak masakannya membuat diri harus pintar pintar mencari celah agar makanan diterima lidah. Nah, salah satu yang saya lakukan adalah menjadikan indomie goreng sebagai salah satu bekal perjalanan. Mulai dari rasa sop ayam, rendang, hingga mie goreng original.

Continue reading “Indomie dan Backpacker”

Posted in Diary, Event, Singapore, Travel

Berkunjung ke Microsoft Singapore

YANG namanya rejeki emang gak ke mana ya. Kapanpun dan seberapa besar pun bentuknya tidak akan pernah terduga oleh siapapun. Jika Tuhan sudah berkehendak A maka jadilah A. Demikianlah yang saya yakini hingga kini. Hingga bulan ke -tujuh tahun ini, saya sudah berkeliling ke Thailand dan Turki serta telah merencanakan ke Jepang di awal September nanti. Namun lagi lagi yang namanya rejeki, Minggu lalu saya pun diterbangkan ke Singapore oleh Microsoft Indonesia bersama belasan rekan lainnya yang juga hoki!

Keberangkatan saya ke Singapore kali ini adalah buah atas kemenangan saya dalam kontes “Fast Browse & Win” yang diadakan oleh Microsoft Indonesia dan Telkom Speedy. Campaign yang digawangi oleh Plasa MSN ini dilakukan dengan menggunakan Facebook dan Twitter sebagai channel komunikasi. Dengan membagikan link download #IE9 serta menjawab kuis harian, saya menjadi salah satu dari 9 pemenang yang beruntung itu. Selain masing masing pemenang boleh membawa satu teman untuk terbang, akomodasi serta konsumsi selama dua hari di sana pun ditanggung pihak penyelenggara.  Continue reading “Berkunjung ke Microsoft Singapore”

Posted in Diary, Umum

Sudah Yakin dengan Kampus Pilihan?

ImageSELEKSI Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri telah usai. Ada yang tersenyum  lega, namun ada juga yang menjemput duka lara. Kampus-kampus swasta pun kini mendapat giliran menjemput calon mahasiswa barunya. Hal ini tentu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendulang pundi pundi rupiah.

Di salah satu milis blogger yang saya ikuti, seorang teman sharing mengenai concernnya atas pilihan yag dilakukan adiknya yang kebetulan diterima di dua perguruan tinggi. Pasalnya pilihan tersebut cukup membingungkan teman saya itu: UGM atau STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik). Sebagai salah satu alumni UGM, tentu jemari saya gatal untuk berkomentar. Continue reading “Sudah Yakin dengan Kampus Pilihan?”

Posted in Diary, Event, Komunikasi, Press, Resensi, Teknologi

AndroidNation: Pengalaman Total bagi Penikmat Hidangan Penutup

ImagePEKENALAN saya dengan teknologi robot hijau Andorid, bisa dibilang adalah buah dari “kemerasa-minderan” saya atas beberapa kemajuan teknologi komunikasi yang marak beberapa tahun belakangan ini. Revolusi teknologi komunikasi mobile yang semakin maju seperti Java, Symbian, iOS, Blackberry hingga Android, adalah hal yang tidak dapat dihindari. Sebagai blogger, tentu ada hal yang harus saya kejar seiring perkembangan tersebut. Nah salah satunya adalah ikut tercebur dan menggunakan mobile berbasis Android sejak 2 tahun yang lalu. Maka HTC Hero adalah ponsel android pertama yang saya nikahi.

Selain memiliki kemampuan untuk dioprek oleh siapapun, teknologi Android ini memiliki basis komunitas yang luar biasa. Sifatnya yang open source tentu memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berkontribusi dalam mengembangkan berbagai aplikasi. Setelah bergabung di komunitas ID Android, bersama rekan-rekan saya di Jogja (dulu), kami kemudian membangun komunitas Jogjadroid! Selain dapat berdiskusi melalui mailing list, aktivitas semacam kopdar mingguan dan bulanan pun kerap dilakukan. Continue reading “AndroidNation: Pengalaman Total bagi Penikmat Hidangan Penutup”

Posted in Diary, Press

Keriaan Kamis Malam Bersama Guinness Time

ImageKAMIS malam nongkrong di sevel? Basi! Kamis malam mantengin memetwit di timeline? Errr,,,, kasian amat sih mblo…. atau Kamis malam nonton dan sekedar ngupi-ngupi cantik? Ya gak jauh beda juga sih selain itu lagi itu lagi… well, those are the things that most Jakartans might do, including me and you, right. Itu lagi itu lagi… hmmfttt…

Namun, ada yang berbeda di Kamis malam saya minggu lalu. Biasanya saya pulang ke kos lebih awal atau paling nggak nyangkut di salah satu sevel di bilangan Kuningan. Ya lagi lagi itu dan itu itu lagi ya kaaaan.. Nah yang berbeda adalah, tempat nongkrong saya malam itu berada jauh di Central Park sana. Terus,,, ngapain ya saya bela-belain ke Central Park buat ongkrong doang? Secara kantor saya di bilangan Sudirman… Kebayang dong gimana rempongnya ke Central Park dari sudriman di kamis malam ?

Jadi singkat kata ternyata Continue reading “Keriaan Kamis Malam Bersama Guinness Time”

Posted in Diary, Travel, Turkey

Hikayat Terbang ke Istanbul #TurkeyTrip

ImageAGENDA jalan-jalan saya di 2012 sudah ditetapkan pada akhir tahun lalu, yaitu kelak di awal September nanti – persis 9 hari berkeliling Osaka, Kyoto dan Tokyo. Itu saja. Tidak ada negara lain dalam daftar resolusi tahun ini. Cukup satu. Satu kali dalam setahun untuk liburan ke luar negeri sudah lebih dari sekedar rasa syukur.

Namun, keberangkatan saya ke Thailand di salah satu weekend di bulan Maret lalu, telah mematahkan rencana tersebut. Bersama simbok venus, kami menjemput keberuntungan dari sebuah kontes yang sering kali kami kutuki: lantaran tak pernah menang. Lalu dengan adanya kabar bahwa saya menjadi salah satu kandidat penerima Rotary Youth Leadership Award (RYLA) dari Rotaract Club Istanbul, genap turut melengkapi agenda jalan jalan saya di tahun ini!  Continue reading “Hikayat Terbang ke Istanbul #TurkeyTrip”

Posted in Diary, Press

Live Experience bersama XL Xplor

SESUAI dengan tagline blog saya: Social Butterfly, tentu saya ndak mungkin terlepas dari cerentang gemerlap media sosial berikut warna warni keriahaan kopdar sana-sini *dikebiri selebtwit*. Ya sampean harap maklum, self-claim sebagai social butterfly mengharuskan saya hinggap dari satu event ke event berikutnya. Dan berseliweran dari satu komunitas ke komunitas lainnya.

*udah eneg belum?* 😀

Anyway, satu dari sekian event yang saya datangi minggu lalu adalah press conference dan launching XL Xplor yang bertempat di Central Park, Jakarta pada Kamis (14/06) lalu.

Bersama rekan-rekan wartawan, blogger dan social media influencer lainnya, kita disuguhi makan siang bersama serta hiburan berupa alunan biola dari wece wece cakep khas ibu kota serta peragaan busana oleh model model ala Asia Barat. #halah.

Lalu, apa sih XL Xplor ini? Continue reading “Live Experience bersama XL Xplor”

Posted in Press, Umum

Siapapun Dapat Menjadi Pendidik

TIDAK dapat dipungkiri bahwa citra seorang guru tidak terlepas dari profesi seseorang yang mengajar di dalam kelas, berinteraksi dengan murid di sekolah, serta tak jauh dari kegiatan belajar-mengajar yang ditetapkan oleh kurikulum pendidikan nasional. Profesi guru juga kerap dinomorduakan karena bukan merupakan profesi populer dan diidam-idamkan oleh banyak siswa.

Selain terdapat pandangan bahwa menjadi seorang guru hanya berkutat di dalam kelas, isu bahwa tingkat kesejahteraan guru kurang menjanjikan juga menjadi persoalan tersendiri bagi profesi ini. Maka jelas bahwa kondisi ini tentu terbentuk dari hasil kurikulum pendidikan di negara kita serta oleh apa yang tengah digambarkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas. Lalu apakah ada yang salah dengan gambaran profesi pahlawan tanpa tanda jasa tersebut? Dan bagaimanakah perbedaan antara profesi guru dan sosok pendidik? Continue reading “Siapapun Dapat Menjadi Pendidik”

Posted in Press, Umum

Social Movement Festival 2: Culture Meets Technology

SEBAGAI bangsa yang besar Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang beraneka. Kebudayaan sebagai salah satu aspek kehidupan berbangsa juga menjadi faktor penting dalam membangun identitas nasional. Keragaman budaya tersebut tentu merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya mengingat Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan bahasa daerah. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.

Fakta bahwa Indonesia memiliki potensi keragaman budaya hanya akan menjadi sejarah jika tidak diiringi dengan usaha pelestarian yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait, baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itulah Rotaract Semanggi Jakarta, komunitas anak muda yang memiliki concern terhadap sosial budaya mengadakan acara Social Movement Festival 2 pada Minggu (27/05) di At America, Pacific Place, Lantai 3, Jakarta Selatan. Dengan tema “Culture Meets Technology,” festival komunitas dan gerakan sosial ini merupakan kali kedua yang diadakan Rotaract Semanggi Jakarta. Continue reading “Social Movement Festival 2: Culture Meets Technology”

Posted in Indonesia, Travel, Umum

Mengandaikan Malioboro di Palembang

SAYA berani bertaruh tidak ada satu warga Palembang pun yang tidak pernah makan pempek. Pun demikian dengan gudeg, tak satupun warga Jogja yang paling tidak, pernah mencicipinya. Sementara suka atau tidak suka, itu urusan lain. Paling tidak mereka pernah mencoba. Toh selera seseorang tak selalu berbanding lurus dengan di mana ia bermukim, bukan?

Lalu sebenarnya, apa sih yang ingin saya utarakan melalui kedua jenis makanan tadi? Kelezatannya kah? Keunikan rasa bla bla bla? Atau sesuatu yang menyangkut sejarah?

Tidak sodara sodara. Ini bukan tentang cerita makanan atau selera lidah. Persoalan perut saya kira cukuplah diulas dan dibincang oleh Pak Bondan saja, si Bapak Maknyus di salah satu televisi swasta itu. Di sini, saya ingin membincang ihwal potensi wisata. Yang mungkin makanan tadi menjadi satu dari sekian unsur atraktif sebuah keunikan budaya dari sebuah kota. Kota Palembang dan kota Jogja yang menjadi pembandingnya. Continue reading “Mengandaikan Malioboro di Palembang”

Posted in Diary, Thailand, Travel

Kembali ke Bangkok

Di salah satu thread mailing list blogger Kopdar Jakarta, saya selalu berkesah sembari berujar, “kapan ya bisa menang kuis kayak Chika,, Ifan,, dan Dimas…, kayaknya mereka hoki mulu’ deh…” -__-

And you know what, ternyata Tuhan mengabulkannya justru di kala saya nggak begitu aware dengan sebuah kuis yang saya ikuti dua minggu lalu.

Awalnya simbok venus nge-wassap dan bilang, “fick, kamu menang kuis Air Asia yang ke Bangkok ya? Itu di status facebook fan page dan tweetnya menyebut nama Muhammad Fikri.”

“Heh? masa’ sih? Aku belum dihubungi kok mbok., kan yang punya nama Fikri banyak banget. Tapi kalo rejeki mah gak bakalan ke mana sih,” ujarku sembari menahan kebahagiaan di kerongkongan. Continue reading “Kembali ke Bangkok”

Posted in Diary

On Off: Ketika Ide disambut Peluang

TIME flies! Tidak terasa Pesta Blogger sudah memasuki usia tahun ke lima. Ajang tahunan kopdar raksasa para blogger seantero tanah air itu, kini, sedikit bertransformasi. Menjawab tantangan mempertemukan pemilik ide ide kreatif dengan para pemilik modal, maka di tahun 2011 ini, “Ideas Meet Opportunities” menjadi napas perhelatan yang dihadiri lebih dari 1500 peserta ini. Tidak hanya itu, kali ini, event yg bertajuk On Off juga diramaikan oleh kehadiran perwakilan blogger blogger dari negara negara ASEAN.

Saya sendiri mengikuti agenda tahunan ini sejak dua tahun lalu. Di sini, saya ingin mengatakan bahwa Pesta Blogger On Off ini bisa dibilang sebagai indikator atau paling tidak gambaran bagaimana situasi blogsphere berikut perkembangan social media tanah air. Mengapa? Continue reading “On Off: Ketika Ide disambut Peluang”

Posted in Diary

Cita Cita Kecil Saya

ALHAMDULILLAH. Cita cita saya menghajikan ibu terkabul juga. Hari ini, ibu pulang dari tanah suci dengan keadaan sehat bahagia. Jauh di sana di selatan Sumatera.

Di usianya yang hampir 65 tahun itu, ibu yang sudah menjanda sejak saya kelas satu SMA (tahun 2001), tampak selalu sehat ceria. Ia terlalu tampak bugar jika dibandingkan rekan seusianya.

Demikian Hindun. Ibu yang saya cintai genap menunaikan rukun Islam ke lima.

Mari, siapapun kita, ayo bahagiakan orang tua di rumah. 🙂

Posted in Diary

Semuanya Berkat Ngeblog

TELAT. Saya tahu postingan saya kali ini telat banget. Telat dari jadwal publikasi yang seharusnya di 27 Oktober bulan lalu.  Telat dari hingar bingar #berkatngeblog yang ramai dibincangkan di lini masa kala itu. Well, namanya juga blogger, update adalah sesuatu yang langka saat ini. :p

Anyway, dalam rangka hari blogger nasional ini nggak banyak yang dapat saya bagi, kecuali jutaan pengalaman serta ribuan kenangan manis yang pelan pelan tereja dari setiap karakter yang saya publikasikan lewat media ini.

Buat saya ngeblog adalah satu satu pintu gerbang yang membentangkan cakrawala kehidupan. Ngeblog membuat saya jadi mengenal banyak orang, mencoba banyak hal, dan mendapatkan sesuatu yang tak bernilai. Tak berhingga.

Mulai dari kenal dengan komunitas Cah Andong (CA), Wong Kito (WK), serta Kopdar Jakarta. Belum lagi, ngeblog juga membuat saya mengenal banyak komunitas yang berjejalan di social media lainnya, seperti Fiksimini, Resepmini, komunitas android, foursquare, kaskus, wah macem macem deh.

Dan, ngeblog juga nggak hanya sekedar menulis. Ngeblog nggak hanya sekedar menumpahkan isi hati. Ngeblog nggak hanya sekedar tempat berbagi. Tapi ngeblog membuat segala macam bentuk kesempatan datang menghampiri. Continue reading “Semuanya Berkat Ngeblog”

Posted in Diary

Batik, the Never Ending Story

JADI weekend lalu, Sudirman padat merayap. Senayan menyemut sementara jalanan pecah lantaran air langit tumpah ruah.  Yak, hari peringatan sumpah pemuda itu dipenuhi dengan ratusan pendemo di depan gedung yg lebih mirip pantat itu (baca: gedung dewan).

Namun, yang namanya juga tinggal di ibukota, cuaca buruk dan macet bukanlah hal baru. No drama at all, otherwise, all the interesting things will be gone, termasuk event bangga batik yang diselenggarain BCA ini.

Jeng jeng jeng…

Intinya, sebagai bagian dari bentuk dukungan BCA terhadap pelestarian batik sebagai warisan dunia, Jumat lalu BCA meluncurkan BCA Card Platinum. Desain batik yang dibenamkan pada kartu ini ternyata merupakan desain murni dari salah satu fashion legend tanah air, Iwan Tirta. Continue reading “Batik, the Never Ending Story”

Posted in Diary

Keponakan Hilang, Ternak Mensyen Belakangan

SAYA pikir kemarin adalah kejadian terdrama sepanjang engagement saya di social media. Kekuatan saluran komunikasi new media tersebut benar benar saya alami, rasakan, dan dapati manfaatnya. Kasusnya memang tak sebesar sahabat kita, Prita. Tapi setidaknya di sini, saya ingin mengatakan bahwa dari social media-lah, keberadaan keponakan saya yang hilang kabar beberapa hari lalu, diketahui.

Pengalaman dengan social media sebenarnya bukan kali pertama dalam hidup saya. Tahun lalu, bersama dengan rekan-rekan blogger cah andong, fiksimini, dan jogja onliners, kami memanfaatkan jejaring sosial untuk menghimpun dana membantu korban bencana Merapi. Paling tidak itu adalah bentuk kontribusi nyata kita untuk meringankan beban sesama. Di samping juga menjadi alternatif cara untuk membantu pemerintah menolong rakyatnya.

Nah, kembali ke topik semula.

Setelah ditelpon kakak perempuan saya dari Palembang siang itu, maka berbagai kemungkinan-kemungkinan langsung hilir mudik di kepala saya. Tentu teman-teman masih ingat berbagai kasus kriminal yang dilakukan via online yang marak beberapa bulan lalu. Continue reading “Keponakan Hilang, Ternak Mensyen Belakangan”

Posted in Diary, Philippines, Travel

Mampir ke Negeri Pinoy

AKHIRNYA, sempat juga saya posting cerita ke Manila awal bulan lalu. Basi sih..sekedar apdet, tapi ya  udah lah ya.. 😀

Bisa dibilang, kesempatan berkunjung ke negeri Pinoy itu merupakan rejeki yang tak terduga duga pasca musibah yg menimpa saya di bandara Soekarno Hatta, tengah Februari lalu. Gadget yang belum genap dua bulan saya beli tersebut raib di sana ketika menunggu taxi. Beberapa minggu setelah itu pun pekerjaan baru ini meminang. Sepaket dengan pinangan tersebut, maka terbang ke Manila dihadiahkan kepada saya di Minggu ketiga saya bekerja.

Dengan rute penerbagan Jakarta – Singapore – Manila, Singapore Airlines mendaratkan saya di bandara internasional Aquino yang tak ubahnya Jakarta raya: panas, macet, dan berisik.

Technically tentu saja ini bukan liburan. Kehadiran saya di sana adalah bagian dari regional meeting se Asia-Pacific dalam rangka International Year of Volunteers. Maka semua national coordinator dari 21 negara se Asia Pacific hadir bersama UNV program officer masing-masing. Continue reading “Mampir ke Negeri Pinoy”

Posted in Diary, Indonesia, Travel

Jakarta, Not that Bad Lah…


DUA
bulan lalu adalah momen paling dramatis dalam hidup saya. Momen ketika segenap energi terkuras habis karenanya. Pikiran, tenaga, hati, dan perasaan seakan berkonspirasi membajak diri saya untuk larut dalam memetakan prioritas hidup. Tak sia-sia memang. Akhirnya hidup di Jogja saya genapi selama 7 tahun saja.

Tepat di tengah April lalu saya pun hijrah ke ibu kota. Saya pikir 1,5 tahun bekerja di lembaga asing di Jogja sudah cukup menguatkan hati saya utnuk terjun ke sana. Menceburkan diri, dan ikut berenang bersama rekan rekan yg lebih dulu basah. Dan entah sampai kapan kita akan tiba di pulau kebahagiaan nantinya?

Sebetulnya keputusan ini merupakan plan B saya. Plan A yang gagal meluluskan saya untuk melanjutkan kuliah Master tahun ini saya paksakan untuk hijrah ke belantara beton itu. Tapi tak asal pindah, tentu keputusan meninggalkan Jogja harus dibayar dengan harga yang pantas di ibukota. Karena meninggalkan zona senyaman kota gudeg ini sungguh berat bukan kepalang. Ya, paling tidak pekerjaan baru tersebut sesuai dengan apa yang saya impikan. Sejalan dengan idealisme dan cukup mendukung pencapaian resolusi tahunan saya. Continue reading “Jakarta, Not that Bad Lah…”

Posted in Diary

Potret Kemanusiaan di Garis Waktu

GENAP enam tahun Jogja menjadi bagian dari diri saya. Enam tahun pula kisah indahnya tertoreh di setiap inchi sel otak kiri. Tak ada yang berubah, paras cantik kota nan hangatnya tawa adalah salah satu gambaran khas kota budaya ini. Rasa rasanya selalu tak pernah kehabisan alasan untuk tidak meninggalkannya. Tak pernah.

Namun di tahun ke enam ini pula, ada perasaan lain yang cukup menancap di benak. Bencana  Merapi beberapa minggu lalu sempat mengubah kisah kisah saya itu. Walau memang sebetulnya, gempa di 2006 juga menjadi bagian dari sejarah saya tadi. Tapi kala itu gaung social media masih mencari bentuknya. Jalur komunikasi yang digunakanpun terasa biasa dan konvensional. Maka bentuk kontribusi onliner seperti saya pun sama dengan tenaga relawan lainya, yaitu bantuan fisik. Membantu dengan tenaga dan pikiran langsung.

Namun, 2010 bernapas beda. Gemuruh social media semacam blog, twitter, dan facebook begitu menggoda serta menjanjikan manfaat yang jauh lebih baik dari sekedar media eksistensi pribadi. Twitter misalnya.

Saya bersama teman teman komunitas twitter Fiksimini dan komunitas blogger Cah Andong bergerak melalui jejaring akun social media tersebut. Dalam keterbatasan 140 karakter itu, beragam komunikasi dilakukan. Baik dalam hal fundraising, pemetaan lapangan, hingga koordinasi mobilitas bantuan dan tenaga fisik relawan. Semuanya dilakukan dengan kicauan. Continue reading “Potret Kemanusiaan di Garis Waktu”

Posted in Diary

Hartini van Rijssel

SEKITAR satu bulan lalu di sebuah kafe di bilangan Gejayan, Jogja, tanpa sengaja saya berkenalan dengan sosok perempuan biasa dan wajar. Ia tampak biasa. Perempuan muda, cantik, menarik, laiknya perempuan Jogja lainnya dengan senyum simpul di tiap akhir patah kata. Wajar bukan?

Namun saya salah besar, ada yang berbeda dengan perempuan berkulit hitam manis ini. Aksen bahasa Indonesianya yang berbeda jelas menunjukkan bahwa dia bukan orang Indonesia. Namanya Hartini van Rijssel. Nama yang cukup jelas menggambarkan bahwa dia berasal dari negeri kincir angin, Belanda.

Kesehariannya diisi dengan mengajar biola dan konser, baik di dalam maupun luar negeri seperti Spanyol, Jepang, Italia, Jerman dan Irlandia. Dia juga mengajari kelompok biola dari orkestra mahasiswa Mira di Universitas Groningen.

Perbincangan pun berlanjut tentang alasan keberadaannya di sini. Berikut keterusikkan saya akan sosoknya yang sangat Jawa. Well, ada cerita menarik ternyata di balik semua itu. Hartini ternyata sejak kecil diadopsi oleh orang Belanda dan dibawa kesana hingga dewasa. Keberadaannya di Indonesia enam bulan terakhir ini adalah bagian dari perjuangannya mencari ibu kandungnya: Kandari. Continue reading “Hartini van Rijssel”

Posted in Diary

Koherenitas Hati, Naluri, dan Emosi

IYA IYA .. saya tahu sodara kangen. Udah sih biasa aja. Toh cuma empat bulan ini blog saya mati suri. Dan sodara masih bisa apdet tentang saya lewat twitter kok. Iya twitter ini.. di sini.. di @defickry.

*udah mau muntah belum?* =)))) *cegat ojek*

————————————————————————————-

Tiada apologi atas waktu yang diam diam mencuri sedikit hidup saya. Berjuta cerita segenap labirinnya lengkap mewarnai empat bulan terakhir ini. Entah itu cerita kantor, dinamika mahasiswa asing – beserta kecerdasan berikut ketidakbecusannya, atau kondisi iman yang saya akui semakin mengendur saja. Belum lagi romantisme pertemanan maya yang memang menggoda itu. Ah.. jika saya untaikan lewat tulisan, tak cukup kiranya perbendaharaan kata mengurai runutnya. #apasih *twitteraddict pake hastag*

Keriangan yang membuncah tentu tak sempurna tanpa sepasang mata yang memeras kelenjar. Artinya, dua terminologi sedih dan bahagia adalah sesuatu yang mutlak. Sepakat. Saling mengikat berkelidan. Tak ada ruang dan celah yang mengantara. Continue reading “Koherenitas Hati, Naluri, dan Emosi”

Posted in Diary

Kerja dengan Asing

HAMPIR tiga bulan sodara sodara, blog saya ini terabaikan. Ibarat bunga, ia layu sebelum berkembang *kriuuk*. Ini tak lain tak bukan karena saya selingkuh dengan fesbuk laknat nan twitter keparat. *yeeeeeee, berima* 😀

Awalnya..  saya berniat untuk selalu update blog ini minimal sebulan sekali. Tapi errrr…. kesibukan yang kelak akan saya sampaikan inilah menjadi biang keladinya.

Anyway, ada ribuan cerita yang terlewati. Ada jutaan agenda yang terlampaui. Namun entah kenapa blog ini semakin tak diminati. *berima lagiiiiiiiii… makin ndak jelas, ini mau nulis cerita atau nulis puisi. hihi…*

Jadi sudah hampir 6 bulan saya kerja di lembaga milik asing di Jogja *mulai serius*. Dan kerjaan saya ini nggak jauh jauh dari bau bau kampus dan mahasiswa. Ya tampang imut yang saya miliki cukuplah jadi modal untuk kembali ke kampus walopun dengan identitas yg berbeda. *dikeplak*

Jadi kerjaan saya itu Continue reading “Kerja dengan Asing”

Posted in Diary

The Resolutions

MY first day in this new year was started by something silly and guilty. I woke up late! Missing Shubuh made me sick and guilty. Even I usually do it mostly every morning. So it was kind of legitimation. LOL.

Anyway.

Happy New Year bro and sisters!! Wish all the best come true in this lovely year. Like the previous years, in the beginning of the year I usually write my resolution for the things I wish. But before we go to my 2010 resolutions, let’s have a look my resolutions in 2009.

1. Graduated in 2009: I did! I graduated in May 2009 with GPA 3,57. 😀

2. Affording my mom’s cost to make Hajj next year: Alhamdulillah! This was my ambition since I was kid. I successfully made it come true. Big thanx, God!

3. Joining in Pesta Blogger 2009: Hahaaayy.. this was the one I had been waiting for so long. And I eventually joined as well in the third Pesta Blogger held in Jakarta. It was awesome. Really. Continue reading “The Resolutions”

Posted in Diary, Travel

Mengandaikan Malioboro di Palembang

Saya berani bertaruh tidak ada satu warga Palembang  pun yang tidak pernah makan pempek. Pun demikian dengan gudeg, tak satupun warga Jogja yang paling tidak pernah mencicipinya. Sementara suka atau tidak suka, itu urusan lain. Paling tidak mereka pernah mencoba. Toh selera seseorang tak selalu berbanding lurus dengan di mana ia bermukim, bukan?

Lalu sebenarnya, apa sih yang ingin saya utarakan melalui kedua jenis makanan tadi? Kelezatannya  kah? Keunikan rasa bla bla bla? Atau sesuatu yang menyangkut sejarahnya?

Tidak sodara sodara.  Ini bukan tentang cerita makanan atau selera lidah. Persoalan perut saya kira cukuplah diulas dan dibincang oleh Pak Bondan saja, si Bapak Maknyus di salah satu televisi swasta itu.

Di sini, saya ingin membincang ihwal potensi wisata. Yang mungkin makanan tadi menjadi satu dari sekian unsur atraktif sebuah keunikan budaya dari sebuah kota. Kota Palembang dan kota Jogja yang menjadi pembandingnya.

Jadi, ini adalah sesuatu yang Continue reading “Mengandaikan Malioboro di Palembang”

Posted in Diary

PB Jogja: Care and Multiculturalism

HEY hey hey..  sorry for this late posting. Most of you guys probably had read some blogs contented this event’s review. Ya, The Pesta Blogger 2009 chapter Jogja!!

Well, it was about 3 months ago since the 5 Insan Berprestasi of Cah Andong were chosen (opooooo iki) to find out what idea and what kind of the concept of the Pesta Blogger is gonna be organized. And we finally decided that the multiculturalism and care as our two big ideas.

The multiculturalism was presented by performing some traditional dances from several provinces. Such as Saman dance, Cendrawasih Dance, Gejog lesung, Gambyong dance, and Dolo-dolo dance.

Continue reading “PB Jogja: Care and Multiculturalism”

Posted in Diary

Satu Prestasi Lagi

IYAK. Jadi kemaren saya ikut lecturing tentang antivirus Kaspersky di gedung GSP UGM. Ndak nanggung-nanggung sodara sodara, lecturing itu langsung disampaikan oleh founder antivirus nomor empat di dunia itu, Eugene Kaspersky.

Well, bersama rekan CA lainnya, kapasitas saya di sana adalah sebagai blogger, yang kebetulan disejajarkan dengan rekan-rekan media lainnya. Nah, pas sesi press conference, bertanyalah saya pada pemilik perusahaan asal Rusia itu.

“All u said in the lecture is about money. The virus producer creates the virus for earning money as well as the antivirus producer does. That’s what we call as industry, globalization, and bla bla bla.. that kind of stuffs…. Is there any possibility that Continue reading “Satu Prestasi Lagi”

Posted in Press

Jogja Blogger Party (update!)

– PESTA BLOGGER JOGJA 2009 @ Jogja National Museum –

Wanna know how Tikabanget looks like?

Who is Herman Saksono ?

What kind of blogger Antobilang is?

OR you guys wanna know how scary Ndoro Kakung, Mbilung, Iman Brotoseno and Paman Tyo?

Please come and join us at Jogja blogger party.

Just contact mas Alan (0274 923.9499) for registration and the complete information.

Dont miss it!!

See You Soooooooooooooooon!!!!

Posted in Diary

Backpacker Senior Kelakuan Newbie #1

SEBUT saja You Know Who. Anggap saja ia lahir di London dari sebuah keluarga belesteran Sri Lanka – Inggris. Usianya sekira 28 tahun, lulusan master Psikologi dari sebuah universitas biasa-biasa saja di London. Kepalanya botak, warna matanya cokelat, dan aksen Inggrisnya sangat riweuh. Sementara warna kulit dan postur tubuhnya yang penuh dengan rambut hitam itu menunjukkan darah Sri Lanka lebih mendominasi ketimbang Inggris-nya. Itu dia si tuan You Know Who. Teman backpacker yang sempat mengusik tidur saya di tiga malam terakhir ini.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pria yang memiliki anting di hidung itu. Testimoni profilnya di situs pertemanan backpacker couchsurfing penuh dengan hal-hal positif. Continue reading “Backpacker Senior Kelakuan Newbie #1”